Wednesday, March 28, 2012

she used to lie very often

ohayou minna, genki desuka?
sudah lama sekali aku tidak menuliskan apa yang kurasakan di blog ini, bahkan dua bulan ini aku hanya menyempatkan sekali untuk menulis.
kemarin ada Lat. UN , jadi kami belajar di rumah. Dan aku sama sekali tidak menulis apa-apa.
hari sebenarnya sudah mulai berangkat sekolah, banyak yang ingin ku lakukan di sekolah. Ingin makan di bu Arum, beli soto di bu Urip, beli gorengan di bu Mundor atau mungkin beli somay nya mang Didin. Namun, niat itu aku urungkan, kamarin sore Aku bersama kedua temanku, Fidian Nur Arifiani dan Dani Kurniasih, makan bakso yang lewat di depan rumahku. Memang tidak ada masalah dengan bakso, tetapi abang baksonya terlalu banyak membubuhkan saus, itu menyebabkan aku sakit perut, tidak elit sekali, masa sakit gara-gara saus?
Pada akhirnya hari ini aku tidak ke sekolah, coba kalian bayangkan rasanya bolak balik ke toilet itu bagaimana? Oleh sebab itu aku menonton Tada, kimi wo aishiteru, entah apa yang membuatku merindukan film itu. Andai Makoto Segawa lebih bisa peka, pasti ia akan bersama Shizuru Satonaka. Well, sebenarnya aku hanya kagum cara mereka memotret.





Tanggal 18 Maret lalu, Bapak dan Ibu ku membelikan aku kamera Canon EOS 550D. Hal ini di karenakan aku akan berangkat ke Thailand, ternyata keberangkatanku ditunda. Oh iya adik laki-laki ku baru pulang dari Singapura dan Malaysia loh, dalam rangka sister school gitu, envy banget deh.
Lanjuut, bapakku mengetahui bahwa aku sangat menyukai fotografi dari kecil, beliau sangat mendukung hobi ku.
Ini beberapa foto yang aku coba saat pertama kalinya, without editing :)


Beliau adalah nenekku :)
zahira's picture, my neighbor :)

Saturday, March 3, 2012

Bapak

Bapak adalah bapak nomor satu di dunia. Aku menulis ini melalui blackberry bellagio ku, dan aku masih belum dapat terlelap. Bapak, begitu ku memanggilnya, lelaki berumur 52 tahun yang selalu menjagaku, melindungiku, menyayangiku, mendidikku dengan sepenuh hati, dari aku masih di dalam kandungan ibu, sampai aku berusia 17 tahun. Beliau adalah sosok yang hangat, ramah, pantang menyerah, tegas, dan patut di teladani. Beliau bekerja keras sampai kami bisa seperti sekarang ini, mulai dari berjualan susu, menjual koran, wartawan, dan berbagai pekerjaan yang pernah ia lakukan demi keluarganya. Beliau selalu melakukan segala hal dengan serius, maksudku ketika ia menekuni suatu pekerjaan ia akan berusaha keras sampai berhasil.

Jika orang bertanya, "siapakah orang yang kau kagumi?"
Aku akan menjawab dengan lantang, "orang itu Bapakku."