Terdengar rintikan hujan,
seperti biasa hujan selalu menenangkanku
tetapi kadang juga menyulut emosiku.
Aromanya, suaranya, suasananya, sejuknya..
Aku suka hujan, suka sekali.
Ada yang aneh dengan hujan kali ini,
entah mengapa semua masa lalu..
yang telah kupendam selama tiga tahun tiba-tiba meluap.
Kamu, ya kamu.
Orang pertama yang membuatku hilang arah tiba-tiba menyapaku di twitter.
Tanpa terasa senyumku terukir manis di ujung bibirku,
aku bahagia.
Aku pikir aku sudah melupakanmu,
tetapi aku salah setiap kali aku mendengar namamu...
hati ini terasa sakit, napasku tercekat seketika.
Dan setiap kali kau menyapaku,
aku merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini.
Wajar saja, kau, hujan, cinta pertamaku.
Sama setiap hujan datang,
napasku menjadi tidak beraturan,
suasana sejuk dan nyaman selalu ada,
tetapi adapula perasaan was-was.
Apabila hujan ini suatu saat melukaiku,
lalu apa yang akan kulakukan?
Meskipun kau sudah berulang kali membuatku menangis,
aku tetap saja tersenyum jika kau menyapaku.
Apa aku salah?
Tuhan, aku mencintainya.
Aku sangat mencintainya,
tidak berubah sedikitpun.
Meskipun dia tidak bersamaku, tetapi dia,
dialah orang pertama yang menyadari keberadaanku.
Dia, hujan..
Keduanya selalu membuatku pilu,
seusaha mungkin lepas dari bayangannya, tetap saja aku lemah.
Aku lemah terhadap hujan,
hujan pula yang menguatkanku.
Bagaimana mungkin aku pergi dari bayangannya,
jika 3 huruf terucap darinya bisa mengembalikan ingatan yang ..
terkubur tiga tahun lamanya?
Aku merindukannya, ya Allah..
Lelaki itu, aku sangat ingin bertemu dengannya.
Aku tahu hujan tidak pernah sendiri, ada petir, ada guntur,
mereka berdua adalah kekasihmu yang setia.
Karena itu, aku takut, aku takut sekali menyentuhmu.
Aku takut kelembutan dan kenyamananmu akan berakhir melukaiku,
aku belum siap terlukai lagi.
Mungkin lebih baik aku mengawasimu dari sini, dari dalam rumah,
agar kau tidak melukaiku lagi.
Sesungguhnya aku ingin keluar dan berlari-larian di halaman,
menikmati kehadiranmu,
menikmati aromamu,
tetapi duniamu bukan duniaku.
Depok, 17 Mei 2013
No comments:
Post a Comment