Monday, September 12, 2022

Aku ikhlas.

Aku sadar selama ini aku menolak, menolak untuk mengakui bahwa aku patah hati. Aku selalu berpikir bahwa aku biasa saja, tapi makin lama aku sadar bahwa aku terluka. Harga diriku menolak untuk melukai diri sendiri, karena itulah aku marah padamu. Aku selalu benci caramu meninggalkanku. Aku sakit hati. Aku percayakan hati yang tidak pernah kubagi dengan siapapun kepadamu. Kamu adalah salah satu bahagiaku disaat aku terpuruk. Kamu membuatku merasakan apa itu dicintai. Tapi disaat yang sama pula kamu berulang kali menyakitiku. Sampai kamu benar-benar pergi dari hidupku. Aku yang belum siap menerima siapapun ini berusaha menerima orang baru di hidupku, sahabatku sendiri. Tapi aku lagi-lagi aku dikhianati, kali ini bukan dengan wanita lain, tapi dia yang belum siap berkomitmen. Aku kini sudah mengikhlaskan semuanya, aku menerima bahwa mereka yang pernah hadir dalam hidupku bukanlah jodohku. Bahwa merekalah yang membuatku menjadi makin kuat. Aku berterimakasih. Semoga kalian bahagia. Akupun berdoa untuk kebahagiaanku, untuk keluarga yang kusayang. Aku akan terus memperbaiki diri sampai aku menemukan "kamu" yang memang tercipta untuk bersamaku disisa hidupku. Kamu yang menerimaku dan menyayangiku. Aku akan bersabar sampai hari itu tiba, laki-laki yang berani menemui bapak dan kakakku untuk meminta izin hidup bersamaku. Orang yang akan menjadi partner hidup yang bisa menjadikanku wanita paling berharga di dunia. Yang bisa berbagi peran dalam rumah tangga, bisa bersama-sama memperbaiki diri lebih baik dan mengejar mimpi bersama-sama. Kamu yang akan jadi kepala rumah tangga, imam sekaligus partner hidup. Segera datang ya, aku akan sabar.

No comments:

Post a Comment