Entahlah, rasanya berhenti kuliah membuat saya kurang kerjaan, sambil menunggu panggilan dari beberapa TK dan perusahaan yang saya daftar, saya menghabiskan waktu di rumah dengan menonton televisi. Kelihatan banget penganggurannya haha. Inginnya sih kuliah, tetapi apa boleh buat keluarga saya mengalami kondisi dimana ekonomi yang semula baik-baik saja menjadi kelabu (read: bangkrut). Elah begitu doang sih ya, setiap orang juga pasti ngalamin, eh kok malah bahas gituan ya? haha. Lanjut yang tadi nih, acara televisi itu kadang benar-benar menayangkan cerita cinta yang instan, misal nih ya, dua orang bertabrakan di kampus, lalu buku mereka berjatuhan, ketika hendak mengambil, tangan mereka bersentuhan, maka mereka saling menatap dan dada mereka bergejolak, berbisik lirik "apa ini yang namanya cinta?".
Oke itu singkat banget, bahkan dalam hitungan menit, yang kalau di ftv - ftv reka kejadian tersebut dibuat slow motion dan zoom in zoom out ke arah wajah yang cengar-cengir tidak jelas dan tangan yang bersentuhan. Jelas banget, ftv yang begini nih yang tidak menghargai suatu proses dalam cinta.
Kemarin saya menonton SUCI 4, tahu kan singkatan SUCI? Stand Up Comedy Indonesia itu looh, yang tayang di KOMPAStv. Dan saya mendukung Dodit, Dzawin dan David. Walah huruf depannya D semua hahaha. Cara mereka menyampaikan materi itu benar-benar kocak, semoga mereka bertahan di 3 besar deh aamiin wkwk.
Nonton SUCI 4 bisa ngilangin galau kamu looh, apalagi jurinya Bang Raditya Dika. Saya menjadi penggemar beliau sejak SMP (kira-kira taun 2008an laah), waktu itu saya pikir kakak saya membeli novel misteri, soalnya warnanya hijau dan gambarnya seram. Eh setelah dibaca malah ketagihan, dan sering banget saya mimpi bisa ketemu beliau, lalu sharing dalam hal tulis menulis (walaupun beda genre), lalu terjadilah cinta diantara kami, dan kami hidup bahagia selamanya. Oke. Itu aneh. Jarak umur kami saja 10 tahun, eh buset.
Saya jadi ingat kutipan yang saya ambil dari novel Salebriti karya Alberthiene Endah,
"kamu tahu, apa yang paling menyedihkan tentang mimpi indah? yakni ketika kamu sadar bahwa keindahan di mimpi itu akan berakhir ketika kamu terbangun."Dan akhirnya saya sadar bahwa saya sedang bermimpi.
Oke paragraf-paragraf diatas memang tidak sesuai dengan judul postingan saya, tapi biarlah. Toh hati saya memang sedang kelabu, dan membiru seperti lebam yang dihasilkan oleh pukulan yang keras.
Namun, saya yakin lebam seperti apapun pasti akan sembuh jika diolesi balsem (oke ini analogi yang absurd), jadi saya pasti bisa bangkit dari keterpurukan orang tua ataupun masalah jodoh, aduh saya baru 19th tapi udah mikir jodoh -__-. Well, kelabu berganti cerah, matahari bersinar, maju terus pantang mundur
Mentari masih bersinar |
Keep moving forward, itu salah satu semboyan film Disney yang paling saya ingat.
Jadi, saya tetap bertekat menjadi penulis dan jurnalis kondang di masa yang akan datang dan pergi ke Jepang, meskipun sekarang hanya bisa menulis di blog.
No comments:
Post a Comment