Tuesday, June 19, 2018

Membatu

Mungkin kau hanya mau bergerak ketika tersengat listrik saja,
kau sudah membatu.
Hatimu sedingin besi yang tertampar angin.
Apa mungkin masih ada kata rindu yang terucap dari bibirmu itu?
Tidak,
sungguh aku ragu.
Biarlah seperti ini dulu.
Akupun enggan meladeni batu yang dingin sepertimu.
Tak baik pula berucap rindu,
sungguh tidak baik.
Kirimkan saja doamu.
Siapa tau Dia menyampaikan dengan romantis.
Meluluhkan hatinya yang membatu.
Seperti sebuah buku,
kaupun mempunyai lembaran kelam dalam hidupmu.
Sungguh,
berspekulasi tanpa membaca lebih jauh hanya akan membuatmu membenci buku tersebut.
Dalam membacapun,
tanggapan orang satu dengan yang lain bisa saja berbeda.
Terkadang buku itu hanya menjadi koleksi yang tersusun rapi tanpa kau selami.
Atau bahkan hanya buku usang berdebu yang termakan oleh rayap,
karena tak kuat kau buka kembali.

No comments:

Post a Comment