Thursday, December 1, 2011

First Day at December 2011

Ini adalah hari yang komplikasi, banyak kebahagiaan. Namun, kesedihan dan kegalauan pun tak sedikit.
Pagi ini adalah jadwalku bertarung dengan Sejarah dan Penjaskes. Tak begitu susah, juga tak gampang. Beberapa nomor tak dapat kukerjakan, aku pun berusaha mencari jawaban. Itu bukan inti dari postingan kali ini. Tak ada yang janggal, semua berjalan seperti biasa. Mungkin ini efek Awal desember kali ya, ini bulan kelahiranku, tentu saja berbagai macam perasaan muncul. Pulang sekolah aku gencar-gencarnya mencari contoh soal-soal fisika untuk besok, aku memotokopi banyaaak sekali soal yang pada akhirnya tidak sempat kubaca. Oh iya, kemaren ada berita duka dari temanku, ibu dari Abdullah Fikri meninggal, dan siang ini aku dan kawan-kawan berencana melayat sebagai rasa bela sungkawa kami. Aku bahkan tidak sanggup membayangkan kalau hal itu menimpa diriku. Aku terdiam, tetapi yang membuatku tertegun adalah Fikri. Ia tak menangis atau sedih, ia bahkan tertawa bersama teman-temannya. Setelah bersalam-salaman, kami pulang.

Kalau pulang aku akan mengingat besok adalah UAS fisika, dan nanti sore les Pak Thoha. Sudahlah wi, Insya Allah bisa. Sorenya aku les pak Thoha bersama teman-teman yang lain, kami les dari jam 4 sampai jam 8 malam. Tentu saja kami membawa mukena dan pergi ke mushola bersama.
Pulang dari les aku menangis sejadi-jadinya, aku takut, fisika sangat menyeramkan bagiku.

Lalu, kakakku, mas Syarif Hidayatullah datang menenangkanku, ia berkata "Hidup itu 'proses' wi, misalnya kita remidi, ya kita syukurin aja. Kalau teman-temanmu mengatakan hal yang menyinggung perasaanmu, kamu jangan tanggapi secara serius, kamu jawab aja 'sekarang boleh remidi, tapi aku salah satu orang yang akan membangun negara'. Kalimat itu memang keliatan seperti candaan, tetapi bisa menjadi mtivasi kita. Jangan dikit-dikit nangis huhuhu huhuhu, kamu pasti bisa wi. Kamu lebih pinter dari aku." begitu katanya.


Setelah tenang, aku di suruh tidur, padahal itu masih pukul sembilan malam.


 gelisah
photographed by Candra Suci Rachmawati, object and edited by Hajar Intan Pertiwi

No comments:

Post a Comment